Rabu, 19 Oktober 2011

KISAH SEORANG PEMUDA



Karya : Nurochman
Kelas : I SMP

Inilah cerita Yang ku Buat di Rumah Kretif Q-TA

Seorang pemuda yang bernama Raharja adalah anak yang baik dan patuh kepada orang tua, setiap hari raharja membantu kedua orang tuanya untuk bekerja di ladang dan membajak sawah, Raharja beserta ayahnya sangat semangat melakukannya sehingga hari-hari yang mereka lewati tidak pernah mengeluh dan selalu menyenangkan.
jika hari sudah mulai siang nenek beserta ibunya Raharja membawakan makanan untuk makan siang, ibu raharja sangat senang melihat anaknya yang sangat baik dan penurut itu.
jika hari sudah mulai sore raharja beserta ayah pulang kerumah untuk menunaikan shalat ashar dan maghrib di rumah, malam itu terasa sangat panas, akhir - akhir ini memang cuaca sedang tidak menentu, tadi sore terlihat sudah mendung tetapi tidak juga turun hujan, mungkin itu yang menyebabkan udara teras sangat panas.
malam itu raharja keluar rumah untuk mencari udara segar, di perjalanan ia melihat ada seorang wanita yang sedang duduk di depan rumah pak tejo, pak tejo adalah seorang tokoh masyarakat di desanya,pak tejo juga sangat terkenal kedermawanannya seluruh desa sangat menghormati beliau.
di amatinya wanita itu dari jauh, " sepertinya aku tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya." gumam Raharja dalam hati.
yah wanita itu memang belum pernah di lihat sebelumnya, Raharja cepat - cepat pulang dan tak sabar untuk menemui orang tuanya. tak sabar rasanya Raharja ingin menceritakan kejadian tadi kepada kedua orang tuanya.
setelah sampai di rumah di lihat orang tua dan neneknya telah lelap tertidur, karena seharian tadi mereka telah bekerja keras. malam itu Raharja tidak dapat memejamkan mata seperti biasanya, fikirannya selalu tertuju kepada wanita yang tadi ia lihat, sungguh indah paras wanita itu, sangat cantik terlihat meski memakai pakaian tertutup dan memakai jilbab.
setelah shalat subuh Raharja dan keluarganya seperti biasa berkumpul di serambi rumah untuk sarapan pagi sebelum pergi ke ladang. Raharja memberanikan diri berbicara kepada orang tuanya tentang kejadian semalam.
"pak, bu, ada yang aku harus sampaikan ke pada ibu dan bapak," raharja memulai pembicaraan.
" ya ada apa raharja,?" jawab bapak Raharja yang sedang duduk di dekatnya.
Raharja mulai menceritakan apa yang telah terjadi semalam. kedua orang tuanya besrta nenek Raharja mendengarkan dengan serius, karena selama ini Raharja tidak pernah seperti ini.
Raharja meminta kedua orang tuanya untuk mencari informasi tentang wanita yang semalam ia lihat, jika bersedia Raharja meminta kedua orang tuanya untuk melamar wanita itu.
senyuman terlihat di wajah kedua orang tuanya.
"sebenarnya, ada yang ingin kami sampaikan juga kepada kamu Raharja," kedua orang tuanya terlihat sangat serius menyampaikannya.
"sebenarnya dua hari yang lalu pak tejo datang ke sini, beliau meminta kami untuk menyampaikan kepada mu tentang anaknya yang bernama nanda, nanda adalah anak pak tejo yang sudah lama menuntut ilmu di pesantren darussalam jogjakarta, kini ia pulang ke desa karena telah menyelesaikan jenjang pendidikannya, kebetulan juga sedang mencari calon suami agar dapat mengabdikan segala ilmunya untuk kesejahteraan desa ini."
mendengar penjelasan kedua orang tuanya, Raharja sangat senang tak dapat di lukiskan kata-kata. inilah jawaban Allah selama ini atas do'a-do'anya Raharja.


Apa pendapat mu tentang cerita yang aku buat
Posting juga ya komentarmu.............



Salam Rumah Kreatif Q-TA

Umi Thiwie

I LOVE CUPCAKE MADE IN MOM



Karya : Icha Hergimawarni
kelas : IV
Semangat terus ya...
untuk menelurkan karya-karya
umi tunggu Edisi Berikutnya
Chayooo....semangat ya...

Vinilia itulah nama seorang anak perempuan cantik dan cerdas masih duduk di Sekolah Dasar dengan hobi memasak, setiap pulang sekolah Vinilia di jemput oleh mamahnya dan biasanya langsung meminta di ajarkan untuk membuat kue.
siang itu terasa sangat panas, Vinilia menunggu mamahnya untuk menjemput di dekat pintu gerbang sekolah,
"mamah ko lama ya,..." gumamnya pelan. hari sudah sangat panas, tetapi mamah Vinilia tidak kunjung datang.
dari kejauhan terlihat mobil sedan berwarna hitam mendekati Vinilia dan tepat berhenti di depan Vinilia, telihat wanita separuh baya turun dari mobil itu dan menyapa Vinilia,
"mamah sudah terlambat ya?" ternyata itu mobil mamahnya Vinilia yang sejak tadi di tunggunya.
" aku sudah dari tadi tungguin mamah lho," Vinilia memasang wajah kesal,
"maafin mamah ya, mamah terlambat menjemput karena ban mobil mamah kempes, jadi mamah mesti ke bengkel dulu." mamah memberikan alasan kepada Vinilia atas keterlambatannya.
" ya udah lah mah, ayo cepat kita pulang, aku sudah lapar, ga sabar mencicipi kue buatan mamah, mamah hari ini buat kue kan?" tanya Vinilia.
Pagi tadi mamah memang sudah berjanji kepada Vinilia akan mengajarkannya membuat cupcake setelah pulang sekolah, Vinilia memang sangat menyukai cupcake, apa lagi kalau rasa strawberi dan coklat.
" tentu dong, khusus mamah buatkan untuk anak mamah tersayang..." mamah menjawab dengan senyuman.
senyum bahagia terpancar dari wajah Vinilia, meski tadi sempat kesal karena mamah terlambat menjemput.
sesampainya di rumah Vinilia lekas masuk ke dalam kamar dan cepat-cepat mengganti baju seragam sekolahnya.
di meja dapur terlihat bahan-bahan untuk membuat kue sudah tersaji dan tertata dengan rapi, "mamah memang hebat," gumam Vinilia dalam hati.
mamah Vinilia lekas menuju dapur dan memakai celemek agar tak mengotori bajunya di saat membuat kue, "ayo pakai celemeknya," mamah menyuruh Vinilia untuk memakainya.
"ok mah," dengan semangat Vinilia memakainya. meski baru pulang sekolah Vinilia tetap semangat di wajahnya tidak sedikitpun terlihat rasa capek, karena Vinilia memang sangat suka memasak kue, sudah menjadi cita-citanya untuk menjadi koki terkenal seperti mamahnya.

MY FIRST DAY



Karya: Sahrul Dika

Teman-teman
kirim juga ya ceritamu
apa ceritamu hari ini......




Hari ini, hari pertama di SMP

"hari pertama di SMP tuh ga enak, coz ga ada satupun orang yang aku kenal, maklumlah kan baru hari pertama". gumam ku dalam hati.
pagi ini ku lihat sangat ramai, kakak senior sibuk mempersiapkan penyambutan siswa baru, ku lihat salah satu anak laki-laki sedang berdiri dekat pintu kelas ruangan siswa baru, dengan memakai seragam Sekolah Dasar sepatu berwarna hitam serta tas yang di selempangkan laki-laki sebayaku itu bersandar dekat pintu kelas.
ingin sekali ku menyapanya tetapi ku urungkan niat ku itu, "gengsi dong ntar dia fikir aku sok kenal sok deket lagi...hahaha", gumamku dalam hati."ih...sori banget". ku melalui laki-laki itu begitu saja tanpa ada tegur sapa, ku memasuki ruangan dan langsung mencari tempat duduk yang kosong, aku duduk dan menunggu kakak kelas untuk mengisi materi karena sebentar lagi akan di mulai masa orientasi siswa baru.
ku lihat laki-laki itu mendekatiku dan duduk di sebelahku, kebetulan hanya bangku di sebelahku yang masih kosong. "hai boleh aku duduk di sini?" laki-laki itu bertanya , " boleh," tegasku, " namaku joy" laki-laki itu memperkenalkan diri, dan mengulurkan tangannya, " namaku sahrul" ku membalasnya.
terdengar kakak kelas mengucapkan salam mempertandakan bahwa kegiatan hari itu telah di mulai.
kegiatan hari ini di isi dengan saling memperkenalkan diri, setiap siswa di haruskan maju ke depan untuk memperkenalkan dirinya masing-masing.
seru sih banyak teman-teman yang wajahnya tersipu malu di saat maju kedepan kelas, mungkin karena masih baru dan belum terbiasa, kegiatan hari ini cukup melelahkan.
hari kedua di sekolah sangat berbeda keadaannya, aku dan joy semakin akrab semenjak perkenalan kami kemarin, ternyata joy tuh orangnya cerewet, tapi asyik jika sudah mengobrol bisa menghabiskan waktu berjam-jam. sedang asyik mengobrol tiba suara kakak kelas terdengar dan memanggil nama kami berdua untuk maju kedepan, kaget rasanya di panggil kakak kelas dengan nada tinggi. ternyata kami dari tadi di perhatikan oleh mereka, karena asyiknya mengobrol sehingga kami tidak tahu apa yang sedang terjadi di sekeliling kami, akhirnya kami di beri hukuman oleh kakak senior untuk berjalan jongkok menge3lilingi lapangan sebanyak 7 kali.
"baru 3 kali puteran aja udah cape, apa lagi 7!" joy menggerutu,"ya...elu sih ngajak ngobrol mulu," ku menjawab dengan suara pelan.


Posting juga ya ceritamu.....

Salam Rumah Kretif Q-TA
Umi Thiwie

Selasa, 18 Oktober 2011

POSE ANAK-ANAK RKQ

SEMANGAT YAAAAAA......
ANAK-ANAK KU..........
JADILAH PEMBELAJAR SEJATI
I LOVE YOU






Selamat Datang Murid Baru

PUTRI DI ISTANA



Hasil Karya : Diah Ayuningtyas
Salah satu Siswa Di Rumah Kreatif Q-TA

Ayo Teman-teman Semangat Untuk Membuat Cerita
Apa Ceritamu Hari Ini......

Di suatu hari hiduplah seorang putri yang bernama putri fiola dia sedang ingin sayembara, putri fiola ingin mencari pangeran untuk pendamping hidupnya dari kejauhan dekat pintu gerbang istana putri Fiola Melihat Sosok Laki-laki yang berpakaian compang-camping , ternyata laki-laki itu bernama Raska, rupanya sangat menawan meski pakaiannya compang camping itu tak mengurangi ketampanan Raska.
Putri fiola melihat ayah handanya sedang mengusir pemuda itu, tetapi putri fiola merasa iba dan memohon kepada tuan Raja yaitu ayah handanya sendiri untuk tidak mengusir Raska dan Putri Fiola diam-diam menaruh hati kepada pemuda tersebut.
putri Fiola menemui ayah handanya dan menyampaikan niat baiknya yang ingin menikah, betapa bahagianya baginda raja mendengar berita tersebut, tetapi kebahagian itu sirna setelah putri fiola memberitahu siapa yang akan menjadi calon pendampingnya.
Raska Ya Raska adalah sesosok pemuda yang di idamkan putri Fiola, meski tidak terlalu mengenalnya tetapi di dalam hati putri Fiola yakin bahwa Pemuda yang tadi siang ia lihat adalah calon pendampingnya di masa yang akan datang.
baginda raja menyuruh pengawalnya untuk memanggil pemuda itu dan memberikan persyaratan jika pemuda itu ingin menikahi tuan Putri. persyaratannya adalah membawakan setangkai bunga untuk tuan putri yang berada di karang bolong dengan hanya waktu dua hari pemuda itu harus kembali lagi ke istana dengan membawa setangkai bunga yang menjadi persyaratan untuk menikahinya.
pagi hari raska tiba di karang bolong di sana ada seorang nenek sihir yang sedang menunggunya dan nenek sihir meminta Raska untuk meladeni tantangannya jika memang ia ingin bunga tersebut. tidak panjang lebar berfikir Raska langsung menerima tantangan itu, tidak berapa lama nenek sihir itu pun terkapar tidak berdaya melawan Raska, selain tampan Raska memang memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga dapat menaklukkan nenek sihir itu dengan mudah.
ternyata tidak hanya itu, untuk mendapatkan bunga yang di pesan baginda raja Raska harus menghadapi batu besar yang berada tepat di depannya karena bunga itu berada tepat di belakang batu besar yang menjulang tinggi. membutuhkan satu hari raska akhirnya dapat menghancurkanya, lalu dengan cepat ia keluar dari istana karang bolong itu dan pergi meninggalkannya.
di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba bunga itu layu dan raska bingung bagai mana ia memberikan bunga yang telah layu untuk di berikan kepada Putri Fiola, raska mengambil air dekat telaga yang ia lewati dan bunga itupun menjadi segar kembali.


itulah hasil karangan dari teman kita Diah Ayuningtyas
umi tunggu karya kamu selanjutnya yahhhh...


salam hangat selalu
Umi Thiwie

SEANDAINYA SEMUA GURU SEPERTI INI.....???

SEANDAINYA SEMUA GURU SEPERTI INI.....???

------------------------------------------------------

Para orang tua yang berbahagia.... Bersama seorang guru disuatu sekolah di Bogor kami biasanya sering mendiskukan berbagai macam permasalahan dan prilaku anak disekolah tersebut. Mulai dari yang ringan sampai yang terkadang agak berat.

Suatu ketika sang guru menceritakan salah seorang muridnya yang sangat sulit sekali di didik dan di ajar.... anak ini terlihat agak lambat menerima pelajaran katanya. Beberapa kali kita cobakan cara yang kira-kira tepat untuk membantu anak ini. Namun sepertinya belum membuahkan hasil yang membahagiakan.

Beberapa waktu berlalu, saya masih sering berkomunikasi, dan masih terus berusaha untuk membantu si murid agar bisa menjadi lebih baik; namun berbagai cara telah dicoba ternyata belum berhasil juga. Kali ini rupanya kami berdua sepertinya sedang di Uji oleh Tuhan.

Setelah lebih dari 1 tahun berselang kami bertemu lagi dengan guru tersebut; dengan wajah yang berbinar-binar menceritakan bahwa ia telah berhasil membuat kemajuan yang berarti bagi muridnya itu. Wah saya juga jadi ikut bahagia mendengar berita baik itu. Namun saya jadi penasaran metede apa yang telah ditemukan oleh si Guru tadi sehingga ia berhasil membuat muridnya menjadi lebih baik dan berprestasi lebih bagus....

Dengan penuh penasaran saya bertanya padanya; Ibu bagaimana caranya sampai bisa berhasil.....?

Bagini ayah.... suatu malam saat saya sedang beribadat saya teringat murid saya itu; kemudian seketika itu saya coba membayangkan wajahnya baik-baik....lalu perlahan-lahan saya mengadukan hal ini pada Tuhan; Saya berkata, "ya Tuhan....kami sudah berupaya keras untuk membuat anak ini menjadi lebih baik, kami sudah menggunakan berbagai macam cara untuk membantunya, Tapi toh kami belum berhasil juga....; Kami sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, Ya Tuhan tolonglah kami, kami hanya ingin anak ini menjadi lebih baik.....", lalu saya bersujud sambil menitikkan air mata berharap supaya permohonan saya dikabulkan......

Lalu ibu guru itu melanjutkan, Sungguh diluar dugaan katanya; keesokan harinya mulai terjadi perubahan dan peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan belajar si anak; saya bukan main girangnya; betapa begitu banyak misteri dalam diri anak kita yang masih belum berhasil kita ketahui dan begitu banyak misteri dalam diri murid kita yang belum berhasil di kupas oleh pengetahuan. Namun ternyata tidaklah demikian bagi Tuhan; segala yang tidak mungkin bagi kita selalu mungkin bagi Tuhan.

Para orang tua.... Saya sungguh terharu mendengarkan penuturan sang ibu guru tadi; tak sadar airmata sayapun menitik membahasahi pipi; Lalu pada malam harinya dalam sujud kepada Tuhan....saya merenung ...,

.....Wahai Tuhan....Seandainya saja di negeri ini ada lebih banyak guru yang begitu mencintai muridnya; dan mau mendoakan muridnya secara sungguh-sungguh, saya yakin sebesar apapun persoalan yang kita hadapi akan mampu kita pecahkan.....

*True Story yang saya alami bersama dengan seorang guru salah satu sekolah di Bogor.
Diposkan oleh Ayah Edy di 08:01

10 TANDA KEHANCURAN SEBUAH BANGSA

10 TANDA KEHANCURAN SEBUAH BANGSA

-----------------------------------------


Suatu ketika di bulan Juli tahun 90-an, di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat tengah berlangsung sebuah konfrensi besar pendidikan, dihadiri oleh sebagian besar kalangan pendidikan, mulai dari pengamat, praktisi, pakar hingga penentu kebijakan dibidang pendidikan.

Tema yang diambil. kali itu adalah mengenai “Evaluasi Sistem Pendidikan dalam Menghasilkan Generasi Unggul”

Tema ini sengaja diangkat, karena ternyata berdasarkan penelitian, selama 60 terakhir sistem pendidikan lebih banyak menghasilkan generasi yang gagal dan bahkan cenderung bermasah ketimbang yang unggul

Banyak sekali tokoh-tokoh yang diminta bicara menyampaikan pikiran, pandangan juga hasil penelitian mereka.

Dari semua pembicara, ada salah seorang yang pemaparannya begitu dahsyat, tajam dan mengena, hingga mendapatkan simpati dan dukungan yang luar biasa dari hampir semua peserta konferensi tersebut.

Tepuk tangan yang riuh serta dukungan antusiasme terus mengalir hingga sang pembicara ini turun. Apa saja yang di paparkan oleh si pembicara ini…? marilah kita simak cuplikan utama dari pemaparannya;

“Saudara-saudaraku tercinta sebangsa dan setanah air, saya sungguh prihatin melihat perkembangan generasi kita dari tahun ke tahun, sehingga saya begitu tertantang untuk membuat suatu pengamatan untuk mengetahui akar pemasalahannya.”

“Lebih dari 30 tahun saya melakukan pengamatan terhadap para pelajar dan para lulusan sekolah di tiap jenjang mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. dan ternyata dari tahun-ke tahun menunjukkan suatu peningkatan grafik jumlah anak-anak yang bermasalah ketimbang anak-anak yang berhasil.”

Salah satu yang membuat saya menangis adalah ketika saya mengunjungi beberapa Lembaga Pemasyarakatan yang ada di beberapa negara bagian; yang dulu pada tahun 60an mayoritas di huni oleh orang-orang yang berusia antara 40-60an, namun apa yang terjadi pada tahun 90, penjara-penjara kita penuh di isi oleh anak remaja antara usia 14 s/d 25 tahun. Jumlah peningkatan yang drastis juga terjadi pada penjara anak dan remaja.

Fenomena apakah gerangan yang sedang terjadi di negara kita……? Akan jadi apakah kelak negara ini jika kita semua tidak mengambil peduli dan merasa bertanggung jawab…?

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air….., Dari pengamatan panjang yang saya lakukan akhirnya saya mengetahui bahwa sumber dari semua masalah ini ada pada Harmonisasi hubungan Keluarga dan Sistem Pendidikan kita.

Sebagian besar anak-anak yang bermasalah ternyata juga memiliki orang tua yang bermasalah atau keluarga yang berantakan dan yang memperparah ini semua adalah bahwa Lembaga yang kita agung-agungkan selama ini, yang kita sebut sekolah ternyata sama sekali tidak mampu menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang mengalami permasalahan di rumah.

Sekolah yang mestinya bertanggung jawab pada pendidikan anak (kerena mengklaim sebagai lembaga pendidikan) ternyata sama sekali tidak melakukan proses pendidikan, melainkan hanya menjadi lembaga yang memaksa anak untuk mengikuti kurikulum yang kaku dan sudah ketinggalan zaman. Guru-guru yang diharapkan menjadi pengganti orang tua yang bermasalah tapi ternyata tidaklah lebih baik dari pada orang tua si anak yang bermasalah tadi. Guru lebih suka memberikan pelajaran dari pada mendidik dan melakukan pendekatan psikologis untuk bisa membantu memecahkan masalah anak-anak muridnya. Guru-guru juga lebih suka saling melempar tanggungjawab ketimbang merasa ikut bertanggung jawab sebagai seorang pendidik.

Dan yang sungguh menyakitkan adalah ternyata Pemerintah kita khusunya yang bertanggung jawab pada bidang pendidikan hanya mementingkan masalah nilai, angka-angka dan Ujian-Ujian Tulis. Pemerintah seolah menutup mata terhadap menurunya prilaku moral, rusaknya anak-anak sekolah dan meningkatnya prilaku kekerasan di kalangan remaja.

Ukuran keberhasilan pendidikan lebih diletakkan pada menjawab soal-soal ujian dan target-target perolehan nilai, bukan pada Indikator Moral dan Pengembangan Karakter Anak. Sehingga pada akhirnya kita mendapati banyaknya anak-anak yang mendapat nilai tinggi namun moralnya justru begitu rendah.

Inilah saya pikir yang menjadi biangkeladi dari permasalahan meningkatnya jumlah anak-anak yang menjadi penghuni penjara di hampir seluruh negara bagian di negara kita.

Saya melihat bahwa sesunguhnya jauh lebih penting mengajarakan anak kita Nilai Kejujuran dari pada Nilai matematika, Fisika dan sejinisnya, yang pada umumnya telah membuat anak kita stress dan mulai membeci sekolahnya. Sungguh jauh lebih penting mengajarkan pada mereka tentang kerjasama dan saling tolong menolong ketimbang persaingan merebut posisi juara di kelas. Sekolah kita hanya mampu membuat 3 anak sebagai juara ketimbang membuat mereka semua menjadi juara. Sekolah kita memang tanpa sadar telah dirancang untuk mencetak anak yang gagal jauh lebih banyak dari yang berhasil. Sekolah kita juga telah dirancang untuk lebih banyak memberi lebel anak yang bermasalah ketimbang memberi lebel anak yang berpotensi unggul di bidangnya.

Lihatlah fakta di lapangan, betapa banyaknya anak-anak yang dinyatakan oleh sekolah sebagai anak lambat belajar, tidak bisa berkonsentrasi, Diseleksia, Hiperaktif dsb. Hingga ada seorang pengamat pendidikan yang pernah menyindir “sesungguhnya anaknya yang hiperaktif atau sekolahnya yang “Hiper Pasif”. Bayangkan anak-anak kita telah di paksa untuk duduk di kursi yang keras selama berjam-jam dari pagi hingga petang, tanpa adanya pergerakan sedikitpun. Yang sesungguhnya tidak hanya membahayakan mental mereka bahkan juga fisik mereka. Berapa banyak anak-anak kita yang katanya termasuk golongan anak-anak pandai harus menderita “bungkuk” di usia mereka yang masih relatif muda karena proses belajar yang hiper pasif ini.

Saya pikir sudah saatnya kita sadar akan hal ini semua. Saudara-saudaraku tercinta, sungguh berdasarkan penelitian yang saya lakukan telah menunjukkan bahwa jauh lebih penting mengajari anak kita tentang moral, attitude, dan Character Building dari pada hanya mementingkan nilai-nilai yang tinggi. Karena kehidupan lebih mengharapkan orang-orang yang bermoral dan berkarakter untuk membangun tatanan kehidupan yang jauh lebih baik. Orang-orang yang mencintai sesama, menolong sesama dan menjaga kelestarian lingkungan tempat mereka hidup.

Berdasarkan penelitian saya terhadap sejarah bangsa-bangsa yang mengalami kemunduran atau kehancuran, saya telah menemukan ciri-ciri yang sangat jelas untuk bisa kita jadi kan Indikator dan petunjuk bagi kita apakah negara kita juga sedang menuju ke titik kemajuan atau justru ke hancuran.

Paling tidak saya telah menemukan ada 10 tanda-tanda dari suatu bangsa yang akan mengalami kemunduran dan bahkan kehancuran; dan jika ternyata ke sepuluh tanda ini muncul di negara kita maka sudah saatnyalah kita untuk melakukan perubahan besar-besaran terhadap sistem pendidikan bagi anak-anak kita.

Mari kita teliti bersama kesepuluh tanda-tanda tersebut, apakah telah muncul dinegara kita;

1. Peningkatnya prilaku kekerasan dan merusak dikalangan remaja, Pelajar
2. Penggunaan kata atau bahasa yang cenderung memburuk (seperti ejekan, Makian, celaan, bhs slank dll)
3. Pengaruh Teman Jauh lebih kuat dari pada orang tua dan guru.
4. Meningkatnya prilaku penyalahgunaan sex, merokok dan obat-obat telarang dikalangan pelajar dan remaja.
5. Merosotnya prilaku moral dan meningkatnya egoisme pribadi/mementingkan dirisendiri.
6. Menurunya rasa bangga, cinta bangsa dan tanah air (Patriotisme).
7. Rendahnya rasa hormat pada orang lain, orang tua dan guru.
8. Meningkatnya prilaku merusak kepentingan Publik.
9. Ketidak Jujuran terjadi dimana-mana
10. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci dan memusuhi diantara sesama warga negara (kekerasan SARA)

Bagaimana kesimpulan kita….? Apakah kita melihat ke 10 tanda tersebut telah muncul di negeri tercinta kita ini…? atau mungkin malah sudah muncul pada anak-anak kita tercinta dirumah…?

Saudaraku…., dengan melihat fakta dan kenyataan yang ada, wahai para pendidik dan pengambil kebijakan di bidang pendidikan serta segenap kita semua; Apakah kita masih akan mementingkankan angka-angka sebagai Indikator kesuksesan Pendidikan di sekolah-sekolah..?

Semoga logika dan nurani kita masih mampu bicara untuk mendobrak sistem pendidikan yang selama ini terbukti telah menghasilkan lebih banyak kegagalan bagi anak-anak tercinta.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air…., Jika kita tidak juga mau bertindak…., maka saya tidak tahu berapa banyak lagi penjara-penjara yang harus kita bangun bagi anak-anak kita tercinta, yang semestinya ini semua bisa kita cegah dari sekarang..!

Melalui Harmonisasi Hubungan Keluarga dan Sekolah-sekolah yang lebih berorientasi membangun moral dan bukan hanya angka-angka semata.

Thomas Lickona.

MENDURHAKAI ANAK

Mendurhakai Anak
Posted on Mei 3, 2007 by muraza| Tinggalkan komentar
Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Seorang laki-laki datang menghadap Umar bin Khaththab. Ia bermaksud mengadukan anaknya yang telah berbuat durhaka kepadanya dan melupakan hak-hak orangtua. Kemudian Umar mendatangkan anak tersebut dan memberitahukan pengaduan bapaknya. Anak itu bertanya kepada Umar bin Khaththab, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak pun mempunyai hak-hak dari bapaknya?” . “Ya, tentu,” jawab Umar tegas. Anak itu bertanya lagi, “Apakah hak-hak anak itu, wahai Amirul Mukminin?”. “Memilihkan ibunya, memberikan nama yang baik, dan mengajarkan al-Qur’an kepadanya,” jawab Umar menunjukkan.

Anak itu berkata mantap, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua hak itu. Ibuku adalah seorang bangsa Ethiopia dari keturunan yang beragama Majusi. Mereka menamakan aku Ju’al (kumbang kelapa), dan ayahku belum pernah mengajarkan satu huruf pun dari al-Kitab (al-Qur’an). “Umar menoleh kepada laki-laki itu, dan berkata tegas, “Engkau telah datang kepadaku mengadukan kedurhakaan anakmu. Padahal, engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Engkau pun tidak berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.”

Kata-kata Umar bin Khaththab ini mengingatkan kepada kita -para bapak- untuk banyak bercermin. Sebelum kita mengeluhkan anak-anak kita, selayaknya kita bertanya apakah telah memenuhi hak-hak mereka. Jangan-jangan kita marah kepada mereka, padahal kitalah yang sesungguhnya berbuat durhaka kepada anak kita. Jangan-jangan kita mengeluhkan kenakalan mereka, padahal kitalah yang kurang memiliki kelapangan jiwa dalam mendidik dan membesarkan mereka.

Kita sering berbicara kenakalan anak, tapi lupa memeriksa apakah sebagai orangtua kita tidak melakukan kenakalan yang lebih besar. Kita sering bertanya bagaimana menghadapi anak, mendiamkan mereka saat berisik dan membuat mereka menuruti apa pun yang kita inginkan, meskipun kita menyebutnya dengan kata taat. Tetapi sebagai orangtua, kita sering lupa bertanya apakah kita telah memiliki cukup kelayakan untuk ditaati. Kita ingin mereka mengerti keinginan orangtua, tapi tanpa mau berusaha memahami pikiran anak, kehendak anak dan jiwa anak.

Pendidikan yang kita jalankan pada mereka hanyalah untuk memuaskan diri kita, atau sekedar membebaskan kita dari kesumpekan lantaran dari awal sudah merasa repot dengan kehadiran mereka. Bahkan, ada orangtua yang telah merasa demikian repotnya menghadapi anak, ketika anak itu sendiri belum lahir.

Teringatlah saya ketika suatu hari pergi bersama istri dan anak saya. Muhammad Nashiruddin An-Nadwi, anak saya yang keempat, masih bayi waktu itu dan sedang lucu-lucunya (sekarang pun dia masih sangat lucu dan menggemaskan) . Sembari menunggu bagasi, seorang ibu yang modis bertanya kepada istri saya, “Anak pertama, Bu?”. “Bukan,” jawab istri saya, “
Ada kakaknya, cuma nggak ikut.” “Ou. Memangnya, berapa anaknya, Bu?” tanya ibu itu segera. “Baru empat. Ini anak yang keempat,” jawab saya ikut menimpali. “Empat???” tanya ibu itu dengan mata terbelalak. Tampaknya ia kaget sekaligus heran. Kemudian dia segera mengajukan pertanyaan berikutnya, “Yang paling besar sudah kelas berapa?”. “TK A. Nol kecil,” jawab istri saya.

Ibu itu tampak sangat kaget. Begitu kagetnya, sehingga nyaris berteriak, “Ya, ampun.. Empat! Apa nggak repot itu? Saya punya anak satu saja rasanya sudah repot sekali. Ribut. Nggak mau diatur. Apalagi kalau empat. Nggak terbayang, deh. Bisa-bisa mati berdiri saya.”.

Ungkapan spontan ibu ini adalah cermin kita, cermin yang menggambarkan betapa banyak orang yang menjadi orangtua semata-mata karena dia punya anak.Bukan gambaran tentang kematangan jiwa atau kualitas kasih sayang. Anak hadir dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai resiko menikah, sehingga sinar mata anak-anak yang masih jernih tanpa dosa tak mampu membuat orangtuanya terhibur.

Terkadang orangtua sudah lama merindukan anak. Tetapi ia memiliki gambaran sendiri tentang anak seperti apa yang harus lahir melalui rahimnya, sehingga ia kehilangan perasaan yang tulus saat Allah benar-benar mengaruniakan anak.Terlebih ketika yang lahir, tidak sesuai harapan. Orangtua yang sudah terlalu panjang angan-angannya, bisa melakukan penolakan psikis terhadap anak kandungnya sendiri. Atau memperlakukan anak itu agar sesuai dengan harapannya. Inginnya anak perempuan, yang lahir laki-laki. Maka anak itupun diperlakukan seperti perempuan, sehingga ia berkembang sebagai bencong. Atau sebaliknya, anak itu menjadi bulan-bulanan kekesalan orangtua, bahkan ketika anaknya sudah memiliki anak. Ketika anaknya sudah menjadi orangtua.

Kejadian semacam ini tidak hanya sekali terjadi di dunia. Karena yang lahir tidak sesuai harapan, kadang anak akhirnya menjadi tempat menimpakan kesalahan. Apapun yang terjadi, anak inilah yang menjadi kambing hitam. Setiap ada yang salah, anak inilah yang harus ikut menanggung kesalahan. Atau bahkan dia yang harus memikul seluruh kesalahan, meskipun bukan dia
penyebabnya. Terkadang bentuknya tidak sampai seburuk itu, tetapi akibatnya tetap saja buruk. Anak merasa tertolak. Ia tidak kerasan di rumah, meskipun rumahnya menawarkan kemegahan dan kesempurnaan fasilitas. Ia merasa seperti tamu asing di rumahnya sendiri. Saya teringat dengan cerita seorang kawan yang mengurusi anak-anak jalanan. Suatu ketika ia menemukan seorang anak yang babak belur mukanya dihajar sesama anak jalanan karena berebut lahan di sebuah stasiun. Wajahnya sudah nyaris tak berbentuk. Anak ini kemudian ia selamatkan. Ia rawat dengan baik dan penuh kasih-sayang. Setelah kondisi fisiknya pulih dan emosinya pun sudah cukup baik, ia tawarkan kepada anak itu dua pilihan; dipulangkan ke rumah orangtua atau dikirim ke sebuah lembaga pendidikan. Seperti anak-anak lain di muka bumi, selalu ada perasaan rindu pada orangtua. Maka ia mengajukan pilihan dipulangkan ke rumah orangtua. Staf dari kawan saya ini kemudian berangkat mengantarkan pulang ke sebuah kota di Jawa Tengah. Nyaris tak percaya, orangtua anak itu ternyata memiliki kedudukan yang cukup terhormat. Bapaknya seorang jaksa dan ibunya seorang kepala sekolah sebuah SMP. Rumahnya? Jangan tanya. Mereka sangat kaya. Cuma satu yang mereka tidak punya: perasaan. Melihat anaknya yang sudah dua tahun meninggalkan rumah, tak ada airmata haru yang menyambutnya. Justru perkataan yang sangat tidak bersahabat, “Ngapain kamu pulang?”. Melihat sambutan yang sangat tidak bersahabat ini, staf teman saya segera mengajak anak itu kembali ke Jogja.

Tak ada airmata yang melepas. Tak ada rasa kehilangan dari orangtua saat anak itu kembali meninggalkan rumah.Yang ada hanyalah perasaan yang remuk pada diri anak. Di saat ia ingin dididik oleh orangtua yang menjadi pendidik di SMP, yang ia dapatkan justru sikap sangat kasar. Benar-benar perlakuan yang sangat kasar, menyakitkan dan menghancurkan perasaan. Jangankan anak yang masih usia SD itu, pengantarnya yang sudah dewasa pun merasakannya sebagai penghinaan luar biasa. Penghinaan tanpa perasaan, tanpa nurani dan tanpa kekhawatiran akan beratnya tanggung-jawab di yaumil-akhir. Karena itu, tak ada pilihan yang lebih baik kecuali menyingkirkan si anak dari orangtuanya yang durhaka.

Kisah anak jalanan ini hanyalah satu di antara sekian banyak kedurhakaan orangtua pada anak. Tak sedikit anak jalanan yang lari dari rumah dan lebih memilih kolong jembatan sebagai tempat tinggal, padahal orangtuanya memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan kekayaan yang besar. Seorang anak jalanan yang sudah direhabilitasi, orangtuanya ternyata anggota dewan sebuah daerah.

Apa yang terjadi sesungguhnya? Banyak hal, tetapi semuanya bermuara pada hilangnya kesadaran bahwa anak-anak itu tidak hanya perlu dibesarkan, tetapi harus kita pertanggungjawabkan ke hadapan Allah Ta’ala. Hilangnya kesabaran menghadapi anak, kadang karena kita lupa bahwa di antara keutamaan menikah adalah menjadikannya sebagai sebab untuk memperoleh keturunan (tasabbub). Kita membatasi berapa anak yang harus kita lahirkan demi alasan kesejahteraan dan kemakmuran, sembari tanpa sadar kita melemahkan kesabaran dan kegembiraan kita menghadapi anak-anak.

Dulu, sebagian orangtua kita bekerja sambil memikirkan nasib anak-anak kelak setelah ia mati: masih samakah imannya? Sekarang banyak orangtua mendekap anaknya, tetapi pikirannya diliputi kecemasan jangan-jangan satu peluang karier terlepas akibat kesibukan mengurusi anak.

Dulu orangtua meratakan keningnya untuk mendo’akan anak. Sekarang banyak orangtua meminta anak berdo’a untuk kesuksesan karier orang tuanya.

Sumber: usahamulia.net

BELAJAR DARI SEMUT

BELAJAR DARI SEMUT

Suatu hari ada seorang ibu yang selalu mengeluh tentang semut, ya setiap kali ia meletakan makanan beberapa lama kemudian sudah di kerumuni oleh semut. Kebetulan ibu ini memang senang dan ahli memasak, jadi selalu saja ia berusaha menyajikan masakan-masakan yang lezat bagi keluarga.

Apa lagi bulan ini adalah bulan Puasa, jadi ia lebih semangat lagi untuk menyajikan hidangan-hidangan istimewa bagi keluarganya. Namun ada satu hal yang kerap kali membuatnya kesal dan marah yakni manakala hendak menyantap hidangan puasa selalu saja semut mencicipinya terlebih dahulu.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengusir para semut pengganggu ini dari rumahnya, namun tak ayal semut itu tidak pernah mau beranjak dari rumahnya. Berbagai upaya keras dilakukan, semakin keras usahanya untuk mengusir semut sepertinya malah semakin keras juga semut-semut itu menunjukkan perlawannannya.
Saking bingunnya akhirnya ibu ini meminta nasihat dari seorang kerabat yang kebetulan paling di tuakan dalam keluarga karena memang orangnya begitu arif dan bijaksana.

Pada saat bertemu si ibu mulai menceritakan panjang lebar tentang prilaku semut dirumahnya dan berbagai upaya yang telah ditempuhnya untuk menghentikan prilaku semut di rumahnya. Namun semut juga tidak juga ada perubahan yang berarti, sehingga ia sering dibuat jengkel dan marah karenanya.

Setelah selesai dengan semua uneg-unegnya tentang semut akhirnya ia berkata “Jadi apa yang terbaik harus saya lakukan untuk bisa mengatasi masalah ini..?”
Diluar dugaanya sang bijak berkata, begini jika kamu tidak menyukai semut dan hal itu telah membuat kamu jengkel dan marah, nah mengapa kamu sekarang tidak belajar untuk menyukainya. Ya yang kamu butuhkan adalah menerima semut itu apa adanya dan berusaha untuk menyukainya, jadikan semut itu adalah bagian dari pada kehidupan kita. Karena memang dimanapun kita berada dimuka bumi ini kita akan selalu menemukan semut bersama kita.

Lalu kemudian si Ibu itu bertanya lagi; bagaimana mungkin aku bisa menyukai semut yang terus menggangguku..? Lalu saudaranya yang bijak itu kembali berkata: Orang yang membenci sesuatu selalu akan merasa terganggu danga apapun yang dilakukan oleh orang yang dibencinya tersebut, tapi orang yang menyukai sesuatu dia tidak akan pernah merasa terganngu, karena memang perasaan mengganggu itu terlahir dari tidak adanya rasa cinta.

Coba perhatikan, seorang ibu yang bagitu mencintai bayinya, karena bayi tersebut telah lama dinanti-nantikannya, ibu ini sama sekali tidak merasa terganggu jika bayinya menangis di tengah malam karena pipis atau lapar ingin menyusu meskipun ia sedang terlelap tidur karena lelah telah mengurusnya selama seharian penuh, mengapa karena dia begitu mencintai bayinya, tapi bagi seorang baby sitter yang tidak mencintai bayi tersebut, dengan kejadian yang sama mungkin ia akan merasa terganggu sekali.

Jadi bukan sesuatu yang membuat kita terganggu melainkan tidak adanya rasa suka dan cintalah yang telah mengganggu perasaan kita. Maka agar kita tidak merasa terganggu sukailah apa yang sebelumnya kamu benci dan bangunlah rasa cinta antar sesama mahluk, maka jika kita berhasil melakukannya kita tidak akan pernah merasa terganggu lagi selamanya.

Para orang tua dan guru yang saya cintai dimanapun anda berada, jika selama ini ada yang merasa terganggu oleh prilaku anak atau anak murid-murid kita di sekolah maka mulailah menyukai dan mencintainya dengan sepenuh hati, percayalah setelah itu perlahan-lahan kita tidak akan merasa terganggu lagi oleh prilaku mereka.

Ibu aku hanya ingin dipahami

Ibu aku hanya ingin dipahami
--------------------------------------------------------------------------

Ibu,
Bukannya aku malas dan suka melamun, tapi aku lagi menyiapkan diriku menerima seluruh keindahan alam semesta. Beri aku kesempatan berdiam sejenak karena gambar-gambar kehidupan yang sedang kurekam akan membuatku bisa memahami simfoni dan harmoni. Ingin sekali aku menciptakan melodi yang indah agar Ibu bisa menikmatinya sambil membuatkan aku masakan yang enak.

Ibu,
Bukannya aku tak bisa menjumlah 2 + 0 + 4, tapi aku lagi melihat seekor bebek berenang di kolam yang indah dengan deretan kursi cantik di sekelilingnya. Beri aku kesempatan merekamnya di alam kesadaranku karena ingin sekali aku membuatkan Ibu sebuah kolam renang yang indah dan kita duduk bersama di kursi yang empuk dan cantik sambil menikmati bahagianya bebek berenang.

Ibu,
Bukannya aku tak mau mendengar dan menatap mata Ibu ketika dongeng-dongeng itu dibacakan dan lagu nina bobo dinyanyikan, tapi aku lagi merasakan indahnya suara Ibu berpadu dengan suara-suara lain di kamar ini. Beri aku kesempatan menikmatinya karena suatu hari nanti akan kubuatkan sebuah ruangan agar Ibu bisa menyanyi dan mengaji. Di Ruangan itu kita bisa bernyanyi bersama dan selalu bisa kunikmati suara Ibu yang merdu melantunkan ayat-ayatNya.

Ibu,
Bukannya aku tak bisa membaca kata demi kata yang ibu ajarkan, tapi aku lagi merekam taburan kata-kata agar terangkai sebuah kalimat yang indah, layak dan sopan. Beri aku kesempatan melihat kata-kata itu saling merangkai, karena aku ingin menulis sebuah puisi yang indah yang spesial untuk aku persembahkan di hari ulang tahun Ibu.

Ibuku Sayang,
Kalau Ibu marah dan mencubit, tangis dan air mataku itu bukanlah karena aku benci atau marah. Aku hanya sedih jika cubitan dan amarah Ibu mengikis rasa sayang, cinta, dan potensiku untuk menghadiahi Ibu sebuah rumah mungil dengan kolam renang, ruang bernyanyi dan dapur yang indah. Dan hatiku akan sangat menyesal jika tak tak sanggup merangkai dan membacakan puisi indah di hari spesial Ibu. Karena bagiku : IBU ADALAH SEGALANYA.


Suara Hati dari Seorang Anak yang dominan otak kanan.
Ditulis dan Dikirim oleh: Pak Muliadi Saleh

Minggu, 16 Oktober 2011

Ujian Untuk Pak Wiliam



Karya : Shania

ayo teman-teman posting juga ceritamu....
apa ceritamu hari ini............

Pak wiliam adalah seorang laki-laki yang hidup sendiri di rumah yang lembab,kotor dan berantakkan. Rumah itu sudah tidak tersenruh sapu atau lap pel untuk membersihkan lantai, selama bertahun-tahun rumah itu tampak kumuh bahkan kamarnya sendiripun tidak di rapihkannya.
pekerjaan pak wiliam di rumahnya hanya membaca koran saja, tidak perduli dengan keadaan di sekelilingnya, bahkan jka ada orang yang mau bertamu kerumahnya tamu itu langsung pergi meninggalkan rumahnya karena melihat suasana rumah yang tidak menyenangkan.
para tetangga yang melihat rumah pak wiliam berantakkan merasa iba melihatnya karena pak wiliam hanya tinggal sendiri dan tak ada yang membantunya.
jika di tanya oleh tetangganya " kenapa pak wiliam tidak pernah membereskan rumah?"
pak wiliam menjawab "untuk apa aku susah-susah membereskannya sebentar saja sudah berantakkan kembali dan aku pun tinggal sendirian jadi gak ada yang memarahi."
tegas pak wiliam.
perangai pak wiliam memang baik hati tetapi ia sangat malas untuk melakukan pekerjaan rumah, jika setelah makan piringnya di biarkan tergeletak di lantai, jika bangun tidur bukannya pagi hari tetapi siang hari di saat matahari sudah naik ke atas dan tepat di atas kepala kita. pak wiliam sangat sering pergi ke kedai kopi dekat rumahnya serta makan siang setelah perut nya terasa sudah kenyang ia langsung pulang untuk membaca koran kesukaannya.
" eh...bagai mana jika kita membantu pak wiliam untuk membersihkan rumahnya, lagi pula ia warga kita juga kan?" salah satu warga mengajukan usul.para warga di sekitar rumah pak wiliam sepakat untuk membereskan rumah pak wiliam di saat pak wiliam sedang pergi dan tak ada di rumah.
warga pun diam-diam masuk kedalam rumah pak wiliam untuk membereskan rumahnya setelah selesai membereskan para warga di sekeliling rumah pak wiliam pulang kerumahnya masing-masing.
tak lama kemudian pak wiliam pulang dari kedai kopi langganannya, alangkah terkejutnya ia melihat rumahnya yang telah bersih dan wangi dari depan pintu rumahnya ia berkata "pekerjaan siapakah ini? yang telah sudi membantu ku untuk membersihkan rumah."
semenjak kejadian itu pak wiliam menjadi rajin bekerja dan membersihkan rumahnya hingga pada suatu saat pak wiliam menemukan pendamping hidupnya yang bernama Rosy, istri pak wiliam ini sangat gemar bersolek dan sangat suka mengkoleksi baju-baju mahal serta perawatan tubuh yang tak pernah ia abaikan.
di awal pernikahan keluarga pak wiliam sangat bahagia hingga suatu ketika istri pak wiliam sedang memasak di dapur dan tak sengaja kuku rosy terkena pisau di saat sedang memasak di dapur. semenjak itu istri pak wiliam yaitu rosy tak mau lagi memasak dan tak mau lagi membantu pak wiliam mengerjakan rumah ia hanya memerdulikan pakaian yang bagus dan makeup yang selalu di belinya tiap bulan sehingga waktunya habis untuk perawatan tubuhnya saja.
walau pun capek pak wiliam tetap bersabar menghadapi istrinya ini karena pak wiliam sangat menyayangi istrinya. terkadang pak wiliam berfikir mungkin ini ujian dari Allah karena dahulu pak wiliam sangat pe malas ia hanya sibuk dengan koran kesukaannya dan sekarang ia mendapat istri yang perangainya sama seperti ia dahulu.
tetapi pak wiliam selalu berdo'a kepada Allah agar istrinya di berikan kekuatan agar dapat membantu membersihkan rumah dan merubah segala sifat buruknya.

itu lah kisah cerita yang di buat oleh: Shania
salah satu murid di Rumah Kretif Q-TA
ayo teman-teman semangat ya dalam membuat cerita....
apa ceritamu hari ini.....

Salam Rumah Kretif Q-TA

By: Umi Thiwie

M. Tiaz Adzikri Sedang Semangat Belajar Komik


Di hari senin yang indah dan cerah tepatnya tanggal 17 bulan oktober 2011.
karena baju seragam sekolah yang belum di cuci akhirnya aku memutuskan untuk meliburkan sekolah anakku pada hari ini, kemarin jadwal di Rumah Kreatif sangat padat berbarengan dengan kegiatan lingkungan Di tempat kami tinggal.
kami memang tidak memiliki pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah semua pekerjaan kami selesaikan sendiri di bantu suami dan anak-anak memang agak sedikit repot tetapi menyenangkan.
hari ini memang TIaz tidak masuk sekolah tetapi dia belajar banyak hal di rumah
Alhamdulillah .....
Tiaz hari ini bisa membuat story tellingnya sendiri, bahagia sekali ternyata Tiaz dapat membuat alur cerita dengan baik serta pemecahan masalah yang luar biasa .....
membuat komik Gratis dapat di akses di www.toonlet.com
sebelumnya bisa signup terlebih dahulu agar dapat mengedit komik kapan pun.
karena hari ini anak-anak tidak sekolah maka belajarnya di ganti menjadi pelajaran di rumah ala...uminya...hehehehehehehe
Tiaz sangat tertarik dengan segala apa yang uminya lakukan sehingga kegiatanku sekarang sangat menulari anak-anak.
yang perlu di garis bawahi adalah orang tua memang guru pertama untuk anak-anaknya baik atau buruknya perangai atau akhlaknya bagai mana cara orang tua mendidiknya.
mungkin itu yang bisa aku share hari ini
untuk belajar komik bisa di lihat contohnya di judul Berikutnya Yaitu: M.Tiaz Belajar KOmik.
anda dapat melihat hasil karyanya, sekaligus anda dapat membuat komik juga seperti Tiaz.
Selamat Mencoba.

Cara Mudah Mengakses Web Gratis Untuk Belajar Komik

toonlet: suatu hari pagi yang cerah

Mau Belajar Komik? Sign up aja langsung

toonlet: suatu hari pagi yang cerah

Sabtu, 15 Oktober 2011

Ayam Dan Burung Elang

Suatu ketika, ada dua ekor ayam Jago yang tinggal di dsebuah ladang yang sama. Mereka tak dapat melihat temannya. Mereka selalu bertengkar dan bertarung setiap saat.

Akhirnya, pada suatu hari, mereka terbang dan salin bertarung, berkokok dan mematuk. Mereka bertarung sampai salah satunya kalah dan lari ke pojok untuk bersembunyi.

Ayam Jago yang memenangkan pertarungan kemudian terbang ke atap kandang, dan dengan bangga mengepakkan kedua sayapnya. Dia berkokok dengan sepenuh tenaga, seolah mengabarkan ke seluruh dunia tentang kemenangannya. Tetapi seekor Elang yang sedang berputar-putar di langit mendengar kokok Jago yang penuh kemenangan itu.
Dengan cepat dia meluncurnya dan menyambar ayam Jago itu dan membawanya ke sarangnya.

Saingannya melihat peristiwa itu dan keluar dari sudut. Dia mengambil alih posisi Jago itu sebagai tuan di ladang itu.

“Kebanggaan selalu muncul sebelum kejatuhan.”

Kamis, 13 Oktober 2011

Refleksi kita sebagai orangtua

Anak-anak adalah tanggung jawab kita sebagai orangtua. Jika ada masalah pada anak, maka lebih tepat bagi kita untuk berefleksi diri, daripada menyalahkan orang lain atau lingkungan.

Di dalam refleksi, kita akan menyadari bahwa sebagian (besar) karakter anak tak bisa lepas dari proses dan pola pengasuhan yang kita jalani bersamanya selama bertahun-tahun. Tentu saja, di luar itu ada faktor individu anak yang sudah dari memiliki bekal dan karunia yang dikaruniakan-Nya.

Dalam rangka berefleksi itu, aku ingin menulis lagi sebuah puisi lama karya Dorothy Low Nolte berjudul “Children Learn What They Live With”. Aku suka puisi ini karena menurutku sangat inspiratif dan reflektif.

Berikut ini terjemahan puisi itu:

Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan

Jika anak banyak dimusuhi, ia belajar menjadi pemberontak

Jika anak hidup dalam ketakutan, ia selalu merasa cemas dalam hidupnya

Jika anak sering dikasihani, ia belajar meratapi nasibnya

Jika anak dibesarkan dalam olok-olok, ia akan menjadi seorang pemalu

Jika anak dikelilingi rasa iri, ia tak akan puas dengan apapun yang dimilikinya

Jika anak dibesarkan dalam pengertian, ia akan tumbuh menjadi penyabar

Jika anak senantiasa diberi dorongan, ia akan berkembang dengan percaya diri

Jika anak dipuji, ia akan terbiasa menghargai orang lain

Jika anak diterima dalam lingkungannya, ia akan belajar menyayangi

Jika anak tidak banyak dipersalahkan, ia akan senang menjadi diri sendiri

Jika anak dibesarkan dalam kejujuran, ia akan terbiasa melihat kebenaran

Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan besar dalam nilai keadilan

Jika anak dibesarkan dalam rasa aman, dia akan mengandalkan diri dan mempercayai orang lain

Jika anak tumbuh dalam keramahan, ia akan melihat bahwa dunia itu sungguh indah.

Internet Sehat

Ketika anak sudah semakin besar dan semakin melek teknologi, rentang jarak antara orangtua dan anak semakin lebar. Orangtua tak bisa hanya diam berpasrah diri, tapi perlu belajar tentang apa yang sedang mereka tekuni. Setidaknya, orangtua perlu mengetahui apa yang sedang mereka sukai dan lakukan.

Berikut itu panduan dari Internet Sehat mengenai tips mengajukan 5 pertanyaan awal yang bisa dipakai orangtua untuk “mengorek” informasi mengenai kegiatan online yang dilakukan anak-anak.

1. Apa yang teman-temanmu lakukan ketika berinternet?
Pertanyaan ini untuk menghindarkan kecurigaan anak-anak bahwa Anda akan menginterogasi mereka. Percakapan ini untuk menetralkan pembicaraan dan membuatnya sebagai pembicaraan biasa. Untuk pertanyaan ini, biasanya Anda akan mendenagr jawaban: untuk main game, chatting, dan Facebook-an.

2. Situs apa yang baru dan yang sedang ngetren?
Tanyakan kepada anak Anda mengapa memilih situs tersebut. Anda juga bisa menanyakan situs apa yang sudah tidak populer lagi dan mengapa.

3. Apa saja situs favoritmu?
Nah, di sini Anda sudah mulai masuk ke dunia online anak. Mulai dari pertanyaan yang biasa dan tidak menggurui. Biarkan anak-anak bercerita, namun jangan lupa tanyakan mengapa dia memilih situs tersebut.

4. Apakah pernah menemukan kejahatan di Internet?
Anak mungkin tidak mengerti artinya, namun setidaknya mereka tahu contoh-contoh kejahatan yang mungkin terjadi dari Anda. Ceritakan tentang berita kejahatan Internet yang Anda ketahui, seperti virus, pencurian data pribadi, akun palsu di facebook, penipuan uang, penculikan setelah janjian pertemuan di Internet, gambar/foto tidak senonoh, kata-kata kasar (bullying), dan sebagainya.

Tanyakan kepada anak Anda apakah mereka mengetahuinya dan membacanya. Intinya adalah memastikan agar anak mengerti apa jenis dan dampak kejahatan di Internet. Hal ini ampuh untuk membuat mereka mengetahui dan waspada terhadap kejahatan yang mungkin mereka alami.

5. Apakah pernah melihat/mengalami hal yang membuat tidak nyaman ketika sedang online?
Ini adalah tahap diskusi dengan anak lebih mendalam tentang kejahatan Internet. Anda bisa membahaskan tentang perilaku buruk di Internet, semisal pornografi, penghinaan rasis. Bangunlah kepercayaan mereka kepada Anda sehingga jika sesuatu terjadi di Internet, mereka bisa sharing ke Anda dan tidak merasa segan

Percayalah cintaku

Curhatnya Bu LALA....
Malam ini hatiku sedih sekali. Walau rasa sedih ini sesungguhnya telah kumiliki sejak beberapa waktu yang lalu, tapi malam ini entah mengapa terasa begitu mencekam.

Melihat ibu Siami di MetroTV menggetarkan seluruh jiwaku. Siapa tak pedih mendengar bagaimana bu Siami menceritakan bujukan guru di sekolah yang menyuruh anaknya untuk membagikan contekan kepada teman-temannya dengan dalih membalas jasa guru.

“Lif, kamu anak pintar. Gunakan kepintaranmu untuk mengajari semua temanmu di waktu Unas. Kalau kamu ingin balas budi atau jasa kepada gurumu, kamu harus mengajari (baca: memberi contekan UN) semua temanmu.”.

Kepedihan ini semakin menjadi-jadi dengan terjadinya dialog di FB tentang pernyataan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Moh. Nuh yang menyatakan “Warga melakukan itu karena salah satu sebabnya adalah mereka merasa putra putrinya bakalan mendapat nilai jelek. Karena itu janganlah menyelesaikan persoalan dengan menambah persoalan baru.” Pernyataan Mendiknas itu seakan-akan menjadi pembenaran warga yang marah kepada ibu Siami.

Dalam dialog di FB pun muncul pernyataan seorang teman yang menyatakan bahwa kemarahan para wali murid itu terjadi karena orangtua ingin melindungi anaknya dari ketidaksanggupan bersaing dalam ujian nasional.

Ya Tuhan, jadi bagaimana? Apakah dalil itu cukup untuk mengamini kehancuran moral tunas bangsa kita?

Kalau dari SD saja kejujuran buah hati tercinta sudah digadaikan demi selembar ijazah, lalu apalagi yang bisa kita persembahkan pada bangsa ini? Bagaimana kita masih sanggup menjejakkan kaki untuk berdiri tegap memandang bangsa lain dan menyatakan diri sebagai bangsa yang bermartabat jika sejak kecil sebenarnya kita sudah berlaku curang dan berselingkuh dengan kejujuran? Apalagi yang tersisa bagi anak kita ketika dia dewasa jika elemen terpenting dari ruhnya sudah dirampas sejak dini?

***

Apa yang bisa kulakukan? Aku bukan orang penting bangsa ini yang mampu bersuara cukup kencang untuk sampai di telinga para pembesar bangsa. Yang bisa kulakukan hanya menulis dan mendendangkan sepenggal doa agar anakku berkenan menjaga elemen terpenting dari hidupnya… kejujuran…

Lagu ini aku peruntukkan anakku dan anak-anak Indonesia di seluruh negeri. Juga, lagu ini aku persembahkan untuk para orangtua yang memilih untuk tak menyerah dan tetap ingin menjadikan kejujuran sebagai pondasi hidup anak-anaknya.

Anakku cintaku, oh buah hatiku, tak banyak pesanku padamu
Kuhanya ingin kau tahu
Satu hal yang harus selalu kau miliki di dirimu
Jujurlah selalu

Hanya itu maka selamatlah anakku
Walau seluruh dunia berpaling darimu
Jujurlah nak, maka kan damai hatimu
Walau ragamu hancur dan layu

Percayalah cintaku
Oh buah hatiku
Hanya itu pesanku padamu

Jujurlah selalu
Kuatkan dirimu
Doaku selalu menyertaimu

Menghilangnya Tradisi Bercerita

Menghilangnya Tradisi Bercerita

Banyak orang yang dibesarkan dengan tradisi bercerita dalam keluarganya. Saat ini, tradisi itu mulai luntur dan menghilang.

Kebanyakan dari kita akrab dengan kebiasaan bercerita yang dilakukan orang tua atau kakek nenek kita. Bercerita menjadi pengantar kita tidur, tenggelam dalam mimpi indah. Cerita-cerita itu kita nikmati dan sering kali kita ingat bahkan sampai ketika kita dewasa. Cerita yang muncul dalam ingatan ketika kita menghadapi persoalan atau tantangan.

Bagaimana dengan tradisi bercerita itu di masa kini? Sayangnya, sebuah riset menunjukkan rendahnya tradisi bercerita. Kesimpulan riset yang dilakukan seorang dosen Universitas Gajah Mada di daerah pedesaan di 9 kabupaten Indonesia itu adalah :

Orangtua dengan anak berusia kurang dari empat tahun: Sekitar 60 persen orangtua tidak pernah membacakan buku dan sekitar 50 persen tidak pernah mendongeng.

Orangtua dengan anak berusia kurang dari satu tahun: Sekitar 70 persen tidak pernah mendongeng dan sekitar 80 persen tak pernah membacakan buku.

Keadaan ini sungguh ironis. Bercerita merupakan metode pendidikan yang efektif mudah, dan sangat murah. Efektif berarti bercerita bisa memperkaya kosa kata anak, melatih berpikir kreatif, menumbuhkan nilai dan karakter pada anak. Mudah artinya bercerita pada dasarnya bisa dilakukan siapa saja, tidak memandang usia dan tingkat pendidikan. Sangat murah berarti bercerita bisa dilakukan dengan peralatan apa saja yang tersedia.

Dengan bercerita sedini mungkin pada dasarnya kita telah mendidik anak-anak kita. Lebih dari itu, bercerita membangun kelekatan emosional antara orang tua dengan anak. Kelekatan yang dibutuhkan agar anak bisa berkembang secara sehat.

Mengapa keadaan itu terjadi? Riset tadi tidak menyebutkan faktor-faktor penyebab rendahnya kebiasaan bercerita. Tapi ada beberapa dugaan penyebabnya. Hadirnya televisi di rumah yang menghabiskan waktu orang tua maupun anak. Kesibukan dalam memenuhi tuntutan hidup membuat orang tua kehabisan waktu dan energi. Atau bercerita sendiri dianggap murahan, sehingga banyak orang yang menganggap remeh kekuatan bercerita.

Bila peduli pada pendidikan anak Indonesia, maka menumbuhkembangkan tradisi bercerita menjadi tantangan kita bersama.Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan baik bagi anak, orang tua maupun bagi bangsa ini bila bisa mengembalikan tradisi bercerita.

Bercerita adalah media belajar

“Bercerita adalah media belajar, dapat mengubah tanpa harus menyakiti”, kata Kak @rudicahyo, Chief Creative Officer @IDcerita yang menjadi fasilitator workshop. Dalam risetnya, McClelland mengumpulkan 1300 cerita dari berbagai negara dalam kurun 1925-1950. Hasilnya menunjukkan bahwa cerita anak yang mengandung nilai achievement yang tinggi di suatu negeri akan diikuti pertumbuhan yang tinggi di negeri itu dalam 25 tahun kemudian. Riset Eva Dewi Puspitasari, menunjukkan bahwa mendengarkan rekaman cerita dapat meningkatkan kemampuan menyimak.
Riset Mariatul Khusniyah menunjukkan pemberian dongeng pewayangan dapat meningkatkan penalaran moral. Juga tesis Ratih Widyastuti Permatasari yang menggunakan cerita dari Indonesia Bercerita menunjukkan bercerita meningkatkan kreativitas anak.
Ada tiga bagian pokok dalam melatih diri mendidik menggunakan cerita, yaitu mengenali kekuatan diri, mengenali dan mengelola kekuatan bercerita serta mengenali dan mengelola kekuatan cerita”, kata Kak @rudicahyo

Jumat, 07 Oktober 2011

EKSPRESI ANAK-ANAK RUMAH KREATIF Q-TQ

Nama   : Theresia Silvi Karesina
Aku tergabung dalam Rumah Kreatif Q-TA semenjak 3 bulan yang lalu perasaannya senang, enak, karena banyak teman, gurunya asyik.
harapannya untuk RKQ biar banyak yang gabung di RKQ agar semakin banyak teman yang dapat mengekspresikan minat dan bakatnya.

































































EKSPRESI ANAK-ANAK RUMAH KREATIF Q-TQ


Di Rumah Kreatif Q-TA mereka di ajarkan untuk dapat mengekspresikan segala perasaannya dan tentu saja di dampingi oleh kakak pendamping....
selain memberikan suplemen pendidikan untuk anak di sekolah Rumah Kreatif Q-TA memfasilitasi anak-anak yang hobi menulis untuk menyalurkan minat dan bakatnya.
kegiatan kami di laksanakan pada hari :  sabtu dan minggu saja di mulai pukul 2 siang
kemungkinan akan di buka kelas baru di laksanakan di hari biasa ( bukan Hari Libur )
itu pun atas permintaan orang tua agar di buka kelas baru.
yang memotivasi kami untuk mengadakan kegiatan seperti ini adalah semata-mata hanya untuk kesehatan mental ataupun spiritual anak-anak.
keadaan yang memprihatinkan terutama serangan globalisasi yang sangat tidak terkendali sehingga kami dan para penggiat pendidikan anak lainnya berusaha untuk berusaha mencegah masuknya informasi yang tidak bermanfaat .
kegiatan ini bertujuan sosial dan tidak komersil sumbangan dana para orang tua yang dapat membuat kami bertahan menjalankannya.
semoga Rumah Kreatif Q-Ta ini tidak hanya sekedar wacana tetapi Insya Allah akan terealisasi dengan baik seiring dengan berjalannya waktu.
di awali dari kekurangan fasilitas kami memulai untuk menjalankannya
hanya kepercayaan para orang tua yang membuat kami semangat .


BY: Thiwie
Maju Terus RKQ