Rabu, 27 April 2011

Kaitan Rukun Islam dan Prinsip-prinsip Akhlak


·         Pengertian Akhlak
Imam Al-Ghazali   menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa . Daripada jiwa itu ,timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan fikiran.
Rukun islam yang lima sangat erat kaitannya dengan akhlak : dua kalimat syahadat , shalat , zakat , puasa , haji dan tidak dapat di pisahkan dari prinsip-prinsip dan nilai akhlak . setiap rukun dari rukun islam yang lima harus berdampak positif pada perubahan prilaku dan gaya hidup seorang muslim.
Dan ibadah yang di syariatkan islam adalah sebagai pilar-[ilar keimanan bukan sekedar ritual semu yang menghubungkan antara manusia dengan alam gaib yang misterius. Mem berinya dengan berbagai amal serba samar dan gerak gerik tanpa makna. Tidak sekali lagi tidak, berbagai kewajiban yang di bebankan islam kepada setiap muslim merupakan latihan yang berulang-ulang agar terbiasa dengan akhlak yang benar dan senan tiasa komitment dengan akhlak tersebut apapun yang kondisi yang di alaminya.

·         Makna Syahadatain
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar" (QS. Al Hujurat (49) : 15)
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama yang harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.
Mengucapkan dua kalimat syahadat bukan kegiatan formalitas untuk menjadi muslim akan tetapi lebih jauh dan lebih dalam dari itu adalah bukti keyakinan yang kuat dan kejujuran yang sempurna serta keikhlasan yang mendalam menerima islam sebagai sitem hidup.oleh karena itu rasulullah menegaskan barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan hati yang jujur maka ia masuk syurga.
“Tidak ada seorang hamba yang mengucapkan laa ilaaha illallah kemudian mati dengan komitmen padanya melainkan ia masuk syurga.” (HR> Bukhari )
Sangat jelas bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat bukan hanya sekedar ucapan lisan akan tetapi di sertai dengan keyakinan, kejujuran hati dan komitmen untuk menjalankan tuntutannya dengan benar dan ikhlas.
·         Definisi & Pengertian Sholat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.
“Bacalah apa yang telah di wahyukan kepada mu, yaitu al-kitab (Alqur’an ) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (Shalat) adalah lebih besar (KEutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-‘Ankabuut:45).
Menjauhkan diri dai keburukan dan mensucikan diri dari semua perkataan serta amal buruk adaah hakikat shalat. Nabi meriwayatkan dari Rabbnya,
“Sesungguhnya aku menerima shalatnya seorang yang tawadhu’ karena keagunganku, tidak sombong terhadap makhlukku, tidak terus menerus melakukan maksiat terhadapku, menghabiskan siangnya untuk berdzikir kepadaku, menyayangi orang miskin, ibnu sabil, dan janda, serta menyantuni orang yang terkena musibah.” (Al-Bazzar).
Tangisan isam bin yusuf
Di kisahkan ada seorang ahli ibadah bernama isam bin yusuf beliau sangat khusyuk shalatnya. Namun demikian beliau selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang di anggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki ibadahnya yang di rasa kurang khusyuk.
Pada hari itu isam menghadiri majlis seorang abid bernama hatim al-asam dan bertanya: “wahai aba Abdurrahman (nama gelaran hatim), bagai manakah caranya tuan shalat?”
Hatim berkata: “Apa bila masuk waktu sembahyang, aku berwhudu zahir dan batin.”
Isam bertanya: Bagai mana wudhu batin itu?
Hatim berkata: “Wudhu zahir sebagai mana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air.
Sementara wudhu batin membasuh angota tubuh dengan tujuh perkara yaitu:
1.     Bertaubat.
2.    Menyesali akan dosa yang telah di lakukan.
3.    Tidak tergila-gila dengan dunia.
4.    Tidak mencari atau mengharapkan pujian dari manusia.
5.    Meninggalkan sifat bermegah-megahan.
6.    Mininggalkan sikap hianat atau menipu.
7.    Meninggalkan sikap sifat dengki.
Seterusnya hatim berkata :
“kemudian aku pergi ke masjid, kukenakan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku dank u bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian shiratul mustaqim’ dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalat yang terakhir bagiku (Karena aku rasa akan mati selepas shalat ini), kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap bacaan dan do’a dalam shalat ku fahami maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhu (merasa hina), aku bertasyahud (tahiyat) dengan penuh pengharapan dan aku member salam dengan ikhlas. Beginilah aku shalat selama 30 tahun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar