Kamis, 13 Oktober 2011

Menghilangnya Tradisi Bercerita

Menghilangnya Tradisi Bercerita

Banyak orang yang dibesarkan dengan tradisi bercerita dalam keluarganya. Saat ini, tradisi itu mulai luntur dan menghilang.

Kebanyakan dari kita akrab dengan kebiasaan bercerita yang dilakukan orang tua atau kakek nenek kita. Bercerita menjadi pengantar kita tidur, tenggelam dalam mimpi indah. Cerita-cerita itu kita nikmati dan sering kali kita ingat bahkan sampai ketika kita dewasa. Cerita yang muncul dalam ingatan ketika kita menghadapi persoalan atau tantangan.

Bagaimana dengan tradisi bercerita itu di masa kini? Sayangnya, sebuah riset menunjukkan rendahnya tradisi bercerita. Kesimpulan riset yang dilakukan seorang dosen Universitas Gajah Mada di daerah pedesaan di 9 kabupaten Indonesia itu adalah :

Orangtua dengan anak berusia kurang dari empat tahun: Sekitar 60 persen orangtua tidak pernah membacakan buku dan sekitar 50 persen tidak pernah mendongeng.

Orangtua dengan anak berusia kurang dari satu tahun: Sekitar 70 persen tidak pernah mendongeng dan sekitar 80 persen tak pernah membacakan buku.

Keadaan ini sungguh ironis. Bercerita merupakan metode pendidikan yang efektif mudah, dan sangat murah. Efektif berarti bercerita bisa memperkaya kosa kata anak, melatih berpikir kreatif, menumbuhkan nilai dan karakter pada anak. Mudah artinya bercerita pada dasarnya bisa dilakukan siapa saja, tidak memandang usia dan tingkat pendidikan. Sangat murah berarti bercerita bisa dilakukan dengan peralatan apa saja yang tersedia.

Dengan bercerita sedini mungkin pada dasarnya kita telah mendidik anak-anak kita. Lebih dari itu, bercerita membangun kelekatan emosional antara orang tua dengan anak. Kelekatan yang dibutuhkan agar anak bisa berkembang secara sehat.

Mengapa keadaan itu terjadi? Riset tadi tidak menyebutkan faktor-faktor penyebab rendahnya kebiasaan bercerita. Tapi ada beberapa dugaan penyebabnya. Hadirnya televisi di rumah yang menghabiskan waktu orang tua maupun anak. Kesibukan dalam memenuhi tuntutan hidup membuat orang tua kehabisan waktu dan energi. Atau bercerita sendiri dianggap murahan, sehingga banyak orang yang menganggap remeh kekuatan bercerita.

Bila peduli pada pendidikan anak Indonesia, maka menumbuhkembangkan tradisi bercerita menjadi tantangan kita bersama.Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan baik bagi anak, orang tua maupun bagi bangsa ini bila bisa mengembalikan tradisi bercerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar